WARTAMAMUA.ID. Palu– Kasus keracunan Program Nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) telah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, yang kemudian sempat menjadi sorotan publik, termasuk kejadian di wilayah Sulawesi Tengah.
Program yang seharusnya mampu meningkatkan perbaikan gizi dan kesehatan anak-anak serta mencegah stunting di wilayah Sulawesi Tengah, justru menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua siswa penerima manfaat MBG, tak ayal terjadi penolakan bagi sebagian masyarakat.
Hal ini kemudian mendapat atensi dari pegiat sosial dan HAM, Aulia Hakim yang juga pendiri Komunitas Rasera Project mengatakan, penting kasus-kasus kerancunan yang telah terjadi menjadi evaluasi sepenuhnya oleh pemerintah, mengingat tanpa perbaikan, program tersebut mustahil bisa terlaksana secara maksimal.
Aulia mengharapkan seluruh SPPG yang beroperasi minimal dapat berkaca pada pelaksana MBG yang telah memenuhi standar yang kemudian secara rutin dapat memastikan aspek-aspek kesehatan, bahan makanan yang diproduksi, termasuk pengolahan dan pendistribusian secara teknis, terlepas dari produk makanan yang kemudian telah melalui tahapan analisis gizinya.
“Harus ada role model pelaksana MBG yang dinilai dan telah memenuhi standar kredibilitas, jadi semua proses itu memang telah teruji dan ter pastikan keamanannya, ini tentu dapat menjadi contoh pelaksana MBG yang terjamin” terangnya, dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Dalam konteks wilayah Sulteng misal, terdapat SPPG Yayasan Kemala Bhayangkari Sulteng yang telah bisa dikatakan telah menjadi role model bahkan bisa melebihi, juga telah terbukti dalam pelaksanaan MBG yang terukur secara kualitas pelaksanaan MBG.
Diketahui SPPG YKB Polda Sulteng sendiri telah menerima penghargaan yang diberikan oleh Badan Gizi Nasional, atas pengabdian sebagai penyelenggara dapur mandiri terbaik di Provinsi Sulteng dengan predikat Dapur Terbaik 1 se Sulawesi Tengah yang diterima tanggal 16 September 2025 di Jakarta. Hal itu diungkapkan oleh Kepala SPPG Yayasan Kemala Bhayangkara Aldi, S.Tr.Kep.
SPPG YKB Polda Sulteng mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui perbaikan gizi dan kesehatan anak-anak serta mencegah stunting di wilayah Sulawesi Tengah. Program Pemerintah Pusat, khususnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi misi Presiden Prabowo Subianto dalam program Asta Cita.
SPPG YKB Polda Sulteng melayani beberapa sekolah penerima manfaat antara lain SDN Inpres Bumi Sagu 306 siswa, TK Bhayangkari 01 Palu 83 siswa, SMP Negeri 1 Palu 1.060 siswa, SD Negeri 15 Palu 387 siswa, TK Bhayangkari Polresta Palu 31 siswa dan SMA Negeri 1 Palu 1.533 siswa dengan total penerima manfaat: 3.400 siswa.
Operasional SPPG Kemala Bhayangkari dimulai pada pukul 04.00 Wita sampai dengan penyaluran MBG pada pukul 11.00 – 13.00 Wita.
Setiap hari sebelum MBG disalurkan ke penerima manfaat, terlebih dahulu dilakukan rapid test untuk mengecek HCHO (formaldehyde), NO2 (nitrit), As (arsent) dan CN (cyanid) agar makanan yang disalurkan telah dipastikan aman dari bahan berbahaya.
Untuk bahan baku yang digunakan pada SPPG YKB Polda Sulteng dipasok dari pedagang-pedagang yang ada di pasar sehingga bisa membantu para UMKM. Jenis bahan baku yang digunakan yaitu, beras premium (merk Cinta Nur, Pandan Wangi), minyak goreng merk Bimoli dan kecap merk Bango.
Pemilihan bahan baku tersebut untuk meningkatkan kualitas MBG yang disalurkan, sesuai dengan penyampaian pimpinan Polri bahwa SPPG Polri mengutamakan kualitas bukan keuntungan.
Penilaian higiene dan sanitasi mulai dari kegiatan dalam proses pengadaan bahan baku hingga penyajian kepada penerima manfaat, SPPG Yayasan Kemala Bhayangkari telah memenuhi standar hygiene dan sanitasi.
Karyawan SPPG telah mengikuti sertifikasi penjamah makanan yang diadakan pada hari Sabtu tanggal 25 Oktober 2025 di Sriti Convention Hall Jalan Durian No. 88 Kamonji, Kecamatan Palu Barat, Palu yang diikuti oleh Kepala SPPG, Ahli Gizi dan para relawan SPPG YKB Polda Sulteng sebanyak 30 orang.**








Discussion about this post